Traveling Blog by Aden: Bukittinggi-Maninjau

Thursday, April 11, 2013

Bukittinggi-Maninjau


Jalanan Padang nan mulus
Jadi pingin lagi nulis nerusin cerita perjalanan ke Padang, terutama setelah beberapa hari lalu menempuh perjalanan ke wilayah Jawabarat tepatnya kota Sukabumi dan suatu wilayah di daerah Cianjur Selatan. Bila anda bertanya apa hubungannya antara cerita perjalanan ke Padang dengan perjalanan ke Jabar? Ya gak ada hubungan memang selain sama-sama “barat” hanya saja yang membuat saya surprise adalah mengenai jalan di dua propinsi ini yang kondisinya sangat bertolak belakang. Selama perjalanan di Propinsi Sumbar saya tidak menemukan jalan yang rusak, kemana-mana jalan berhotmix dan mulus, setidaknya pada jalan2 yang saya lewati didalam perjalanan dari kota Padang ke suatu wilayah di peloksok Padang Pariaman, lalu juga dari Padang ke Bukittinggi lalu balik ke Padang melalui Padang Pariaman dengan melewati ruas jalan melalui danau Maninjau, tak menemukan jalan berlubang atau beraspal tambalan. Sebaliknya dalam perjalanan saya ke Jawabarat saya melihat betapa jalan kemana-mana hancur, dari Cianjur kota ke Cianjur Selatan bahkan dari Cianjur ke kota Sukabumi lalu lanjut ke pintu tol Ciawi rasanya tidak berlebihan bila saya katakan lebih dari 90% jalan rusak berat.



Balik lagi ke Sumatera Barat. Menyangkut urusan pekerjaan hari itu kegiatan memang di kota Padang dan telah selesai sebelum jam 12, masih tersisa waktu untuk bisa jalan2 ke Bukittinggi. Berangkatlah kami kesana dengan objek yang pertama di datangi adalah air terjun lembah anai, sayangnya hari itu hujan turun cukup lebat dan kami tidak sempat foto2 di air terjun; “kalau mau foto nanti aja pak pulangnya, mudah2an udah gak hujan” kata Robby, driver yang mengantar kami, maka lanjutlah kami ke Lembah anai dan Lobang Jepang. (ternyata pulangnya kami tidak melewati air terjun karena perjalanan kami lanjut ke danau Maninjau dan pulang lewat ke Pariaman). Untuk dapat masuk ke Lobang Jepang dan menatap pemandangan menakjubkan dari lembah Anai kita harus masuk ke Taman Panorama, kalau gak salah ingat tiket masuknya perorang rp 3,000,- itu hanya dapat masuk ke Taman Panorama dengn view ke lembah Anai saja sementara untuk dapat masuk ke Lobang Jepang didalam harus bayar lagi rp 5,000,-/orang dan kami bayar rp 50,000,- untuk jasa pemandu, karena kami fikir kalau tanpa pemandu kami hanya akan punya pengalaman masuk saja tanpa tahu cerita sejarahnya dari tempat2 didalam Lobang Jepang itu.

Lobang Jepang menyerupai goa, merupakan bunker peninggalan Jepang saat menjajah Indonesia. dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta memiliki lebar sekitar 2 meter. Sejumlah ruangan khusus terdapat di terowongan ini, di antaranya adalah ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara, dan gudang senjata.


Selepas dari Lobang Jepang lalu kami lanjut ke lokasi Jam Gadang. Mengenai Jam Gadang inilah kata Wikipedia: Jam Gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar".


Selain sebagai pusat penanda kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja maupun di hari libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.


Diseberang Jam Gadang terletak Istana Bung Hatta, dan mengenainya inilah kata Wikipedia: Istana Bung Hatta atau Gedung Negara Tri Arga terletak di pusat Kota Bukittinggi tepatnya di depan taman Jam Gadang. Dulunya, tahun 1946 gedung ini di jadikan sebagai Istana Wakil Presiden Republik Indonesia pertama, Drs. Mohammad Hatta, dan Tahun 1947 gedung ini di jadikan sebagai Pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Sekarang, Nama gedung ini di ganti dengan Gedung Istana Bung Hatta untuk mengenang jasa Mohammad Hatta sebagai Proklamator Indonesia.
Usai mengisi perut disebuah rumah makan diseberang Jam Gadang perjalanan kami lanjutkan menuju danau Maninjau. Mengenai danau Maninjau, inilah kata Wikipedia: Danau Maninjau adalah sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam.
Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Danau Maninjau

Danau Maninjau merupakan sumber air untuk sungai bernama Batang Sri Antokan. Di salah satu bagian danau yang merupakan hulu dari Batang Sri Antokan terdapat PLTA Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 km mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.

Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia. Sedangkan di Sumatera Barat, Maninjau merupakan danau terluas kedua setelah Danau Singkarak yang memiliki luas 129,69 km² yang berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Di sekitar Danau Maninjau terdapat fasilitas wisata, seperti Hotel(Maninjau Indah Hotel, Pasir Panjang Permai) serta penginapan dan restoran.





Dari Maninjau kami tidak balik ke Bukittinggi tapi langsung ke Padang melalui Pariaman, melewati daerah yang sehari sebelumnya kami datangi. Sungguh perjalanan yang melelahkan dan malam itu kami tiba kembali di hotel dalam keadaan lumayan letih.

3 comments:

  1. seru nie...perjalanannya....
    nice sharing pengalamnya sob...

    ReplyDelete
  2. terimakasih atas sajian artikel bermanfaat yang telah anda bagikan.

    ReplyDelete