Meskipun masih berasa cape selepas pulang dari Kalimantan Barat pagi itu aku dan 2 orang teman telah terbang kembali menuju Makassar. Tentu saja untuk urusan pekerjaan dibeberapa kota di Propinsi Sulawesi Selatan.
ruang tunggu bandara Hasanuddin, Makassar |
Setelah landing di bandara Hasanuddin kami langsung menuju lapangan, kepeloksok di wilayah Maros. Pekerjaan dapat diselesaikan sore hari dan kami tiba di hotel sekitar pukul 20.00 WIT. Sebelumnya mampir di Jalan Somba Opu untuk mengisi perut yang kerocongan.
Setelah mandi kami keluar kamar menuju pantai Losari dimana hotel tempat kami menginap malam itu memang berada dibibir pantai Losari. Mampir ke pantai Losari mungkin menjadi kegiatan wajib bagi setiap pengunjung yang datang ke Makassar. Tempat wisata andalan ini memiliki keunikan tersendiri. Jika biasanya pantai dikenal dengan pasirnya, Pantai Losari tidak memiliki pasir. Jika Anda datang, Anda akan menemui beton di tepiannya. Kami duduk2 menikmati hidangan pisang epe ditengah riuhnya pengunjung dan para pedagang kuliner yang memadati sepanjang pantai Losari.
Keesokan harinya setelah sarapan, dengan menggunakan mobil avanza yang kami sewa lengkap dengan supirnya kami berangkat dari hotel menuju kota Sidenreng Rappang atau yang lebih dikenal singkatannya yaitu Sidrap untuk melanjutkan pekerjaan kami disana. Ada 2 pilihan jalan Makassar- Sidrap yaitu yang menyusur pantai ke utara melalui Maros dan Pare2 ada juga yang melewati Bantimurung, Singkang. Kami memilih yang melewati Maros – Pare2. Perjalanan sejauh lebih kurang 220 km itu ditempuh dalam 5 jam.
Siang menjelang sore hari setelah kami menyelesaikan pekerjaan di Sidrap lalu perjalanan lanjut menuju Tanah Toraja melalui Enrekang. Perjalanan yang harus ditempuh ini sekitar 200 km.
Bukit Nona |
Salah satu wilayah yang dilalui dalam perjalanan Sidrap _ Tator adalah kabupaten Enrekang. Enrekang terletak pada kilometer 281 dari Makassar berbatasan langsung dengan kabupaten Tana Toraja disebelah utara, dan kabupaten Luwu disebelah timur, diselatan kabupaten Sidrap dan kabupaten Pinrang disebelah barat. Saat melewati wilayah Enrekang menuju Tator kita disuguhi pemandangan alam yang sangat indah, salah satunya adalah Bukit Nona atau dalam istilah daerah Buttu Kabobong. Buttu berarti gunung sedangkan Kabobong berarti alat vital wanita. Masyarakat setempat,memberi julukan Buttu Kabobong sebagai gunung erotis, karena gunung ini kalau diperhatikan memiliki bentuk seperti kelamin wanita.
Tiba di Tana Toraja kami menginap di Toraja Misiliana Hotel. Malam itu kami keluar mencari makan ke Rantepao. Sedikit harus berhati-hati mencari makan di Tana Toraja karena kuliner disini mungkin sebagian besar tidak halal, seperti dapat disaksikan sebagian besar warung makan menawarkan aneka kuliner dari babi semisal bakso babi dan Pantollo.
Keesokan harinya sebelum checkout hotel pagi2 sekali kami berangkat ke kampung diatas awan Batutumonga lalu berikutnya ke Kete’kesu lalu kembali ke hotel untuk sarapan dan lanjut mengunjungi gua Londa setelah checkout hotel untuk kemudian kembali menuju Makassar.
kampung diatas awan Batutumonga |
kampung diatas awan Batutumonga |
Kete'kesu |
Kete'kesu |
Londa |
No comments:
Post a Comment