Setelah mengudara selama 90 menit dari Soekarno Hatta Jakarta akhirnya siburung besi Garuda mendarat dengan mulus dibandara Supadio Pontianak. Sebelum mendarat aku sempat memfoto pemandangan dari atas yang cukup mempesona, dimana aliran sungai Kapuas dan sungai Landak Nampak meliuk liuk membelah kota Pontianak.
Ibu kota Kalimantan Barat adalah Pontianak. Kota ini menjadi terkenal karena dilalui oleh garis khatulistiwa dan oleh karena itu ada dibangun sebuah monumen untuk Tugu Khatulistiwa di mana monumen itu kemudian menjadi salah satu tempat wisata di Pontianak.
Secara historis, pembangunan monumen khatulistiwa kota Pontianak dimulai pada tahun 1928, bersama dengan sebuah ekspedisi internasional yang dipimpin oleh ahli geografi Belanda untuk menentukan garis imajiner khatulistiwa.
Ketika pertama kali dibangun, bangunan ini masih sederhana, yaitu dalam bentuk tonggak ditandai dengan arah panah. Hanya pada tahun 1938, arsitek Silaban merenovasi monumen dan menambahkan sebuah lingkaran di tonggak.
ini tugu replika di pinggir sungai Kapuas |
Setelah lama diyakini sebagai lokasi khatulistiwa, ternyata pada review Maret 2005 posisi 0 derajat, 0 menit, dan 0 detik adalah berada pada sekitar 117 meter ke Sungai Kapuas dari lokasi monument saat ini.
Garis khatulistiwa yang melewati Kota Pontianak merupakan satu-satunya dari khatulistiwa dunia yang membagi bumi persis posisi horizontal ke belahan bumi utara dan belahan bumi selatan.
Berada di lokasi monumen ini, Anda dapat melihat bangunan monumen asli dan melihat dokumentasi sejarah perkembangannya. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan Anda tentang ilmu bumi dan astronomi.
Bandara Supadio |
Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara bagian Sarawak, Malaysia. Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil yang sebagian tidak berpenghuni, tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
No comments:
Post a Comment